Saturday, July 25, 2009

Makam Perdana Menteri Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara


Lhoksukon, Serambinews - Ketua tim peneliti sejarah Kerajaan Samudera Pase di Kecamatan Samudera Geudong, Aceh Utara, Tgk Taqiyuddin Muhammad, mengatakan, pihaknya telah menemukan makam perdana menteri terakhir di Kerajaan Samudera Pase.

Menurutnya, makam yang letaknya tak jauh dari jalan Banda Aceh-Medan, persisnya di belakang masjid lama Geudong itu selama ini tidak pernah dirawat, sehingga ditutupi semak belukar. Karena itu, ia merasa prihatin melihat kondisi makam seorang perdana menteri kerajaan, berada dalam semak belukar.

Menurutnya, daerah itu banyak menyimpan sejarah masa kerajaan Pase. Bahkan, kata Taqiyuddin, 60 km dari tepi pantai ke arah gunung di Aceh Utara, berceceran benda sejarah tentang Kerajaan Pase. Hanya saja, masyarakat tak tahu karena tidak mampu membaca tulisan yang tertulis di batu nisan.

Di makam tersebut, sebutnya, tertulis Al Wazir Al Afdal, artinya Perdana Menteri Al Afdal. “Dia menjadi perdana menteri, ketika kerajaan Pase dijabat Sultan Zainal Abidin bin Mahmud, Sultan terakhir Kerajaan Samudera Pase,” kata Taqiyuddin.

Sesuai dengan catatan yang tertulis di batu nisan, perdana menteri Zainal Abidin bin Mahmud, meninggal pada Kamis 7 Zulkaidah 923 Hijriyah (1518 M). Makam itu berada di Desa Meunasah Teupin Ara, Samudera, Aceh Utara.

Ditambahkan, sebenarnya kuburan itu bukan baru ditemukan. Tapi, sudah lama berada di desa itu. Namun, lanjutnya, masyarakat tidak mengetahuinya. Dengan penemuan itu, ia berharap instansi terkait dapat merawat makam tersebut.

sumber (http://acehlong.com/2009/03/24/makam-perdana-menteri-kerajaan-pase-ditemukan/)

Makam Sultan Johor Ditemukan di Pasai, Aceh Utara


Lhoksukon - Peneliti Sejarah Kebudayaan Islam dari Yayasan Waqaf Nurul Islam Lhokseumawe, kembali menemukan makam bersejarah di Aceh Utara. Kali ini, makam yang ditemukan diduga adalah makam seorang Sultan Johor, ‘Ala’uddin Ri’ayah Syah yang letaknya di gampong Meunasah Mesjid Bluek, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara (sekitar 18 Km timur Lhokseumawe) di kebun masyarakat.

Ketua peneliti sejarah Kerajaan Pase, Tgk Taqiyuddin mengatakan, dugaan ini muncul setelah melihat keterangan yang terdapat dalam Hikayat Melayu atau Sulalatus Salatin bahwa Sultan ‘Ala’uddin Ri’ayat Syah telah meninggal di Aceh yang berkedudukan di wilayah Pase. Bahkan, katanya, menurut hikayat melayu, kakanda dari Sultan Abdullah yang memerintah di Batu Sawar pada awal abad ke-17 M, telah dimakamkan di Pasai, sebab ia berkedudukan di Pasai dan meninggal sekitar tahun 1613. Sultan Johor itu diperkirakan berkuasa pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Aceh (1607-1636).

Dengan ditemukan makam yang tepatnya berada di depan mesjid lama Bluek ini dapat membantah buku “Aceh Sepanjang Abad” dari sumber-sumber Belanda dan asing. Dalam buku itu, disebutkan bahwa Sultan ‘Ala’uddin Ri’ayah Syah telah dihukum pancung di Aceh. Karenanya, hal itu perlu ditinjau kembali,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui Aceh dan Johor adalah dua kekuatan muda yang sangat menentukan dalam sejarah Asia Tenggara menggantikan peran Samudra Pasai dan Melaka pasca kejatuhannya. Kedua kerajaan besar ini dikenal sangat anti-imperialisme barat berikut monopoli dagang mereka yang sangat merugikan berbagai wilayah di nusantara.

Penemuan makam ini, tambah Taqiyuddin, tidak lepas dari bantuan warga setempat. Penelitian kali ini, sebutnya, didanai oleh infak dari Mukhlis (34), Direktur Zahir Computer Lhokseumawe. Bahkan, telah berhasil mengangkat kedua batu nisan berukuran sekitar 1,5 meter yang sebagiannya nyaris tertanam

Sumber:(http://acehlong.com/2009/05/07/makam-sultan-johor-ditemukan-di-pase/)